Mengenal DFD (Data Flow Diagram )
(ilustrasi Gambar https://medium.com/@deeplogica/the-4-phases-that-create-database-design-31571111e683)
Alat bantu pemodelan pada pendekatan terstruktur
adalah Data
Flow Diagram (DFD). Beberapa hal yang sering dialami dalam penggambaran DFD adalah ketidakkonsistenan penggambaran aliran data antara diagram konteks dan DFD-DFD level selanjutnya, tidak terdefinisinya kamus data untuk beberapa
aliran data, atau tidak terdefinisiya
Process Specification (PSPEC) pada proses-proses yang tidak didekomposisi
lagi. Untuk ruang lingkup masalah yang kecil, yang dapat digambarkan oleh DFD dengan
1-3 level, hal ini
tidak terlalu memusingkan.
Kita
dengan mudah memperbaikinya
atau melengkapinya. Namun untuk masalah
yang kompleks dan berskala cukup besar,
yang digambarkan
oleh DFD dengan
7-10 level misalnya apakah
kita masih bisa bersabar meneliti satu persatu
level untuk memeriksa kekonsistenan aliran data dan kemudian memperbaikinya ? Untuk
itulah diperlukan CASE tool (Computer Aided Software Engineering
tool), suatu perangkat
lunak yang dapat membantu menjaga
kekonsistenan pemodelan.
CASE tool banyak digunakan di dunia industri perangkat lunak karena terbukti membantu mempercepat
dan menjaga konsistensi hasil pemodelan. Penggunaan
CASE tool semakin
meluas seiring perkembangan CASE tool yang dapat mentransformasikan hasil pemodelan ke kode bahasa pemrograman tertentu.
Ada beberapa CASE tool yang dapat digunakan untuk
membantu melakukan
pemodelan dengan
DFD, antara lain CASE studio dan easy
CASE. Pada materi ini akan diperkenalkan CASE studio 2, dengan
harapan mahasiswa dapat melakukan pemodelan fungsional dengan memanfaatkan CASE
tool tersebut.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap terlebih dulu akan dibahas DFD.
Penjelasan meliputi fungsi
DFD, notasi, dan cara pembuatan
DFD. Selanjutnya dalam
menjelaskan penggunaan CASE Studio 2 ini disertai dengan studi kasus. Studi kasus yang
digunakan dalam pembuatan
DFD tersebut
adalah Sistem
Katalog Perjalanan (proses pemesanan tiket pesawat dan hotel dalam paket perjalanan). Dalam sistem ini terdapat tiga buah
entitas yaitu Customer (pihak pemesan paket perjalanan), Airline (pihak pengelola
jasa penerbangan) dan Hotel (pihak penyedia jasa penginapan). Pada diagram konteks terdapat satu buah proses yaitu Order processing. Proses
ini selanjutnya didekomposisi menjadi
dua buah sub proses yaitu Order creation
dan Travel choice.
Data Flow Diagram (DFD)
DFD digunakan untuk menggambarkan
aliran data yang mengalir dalam sistem atau perangkat lunak.
DFD juga menggambarkan
fungsi-fungsi yang dimiliki
sistem atau perangkat lunak tersebut. Notasi DFD yang digunakan mengacu pada notasi yang pertama kali diperkenalkan
Tom De Marco (Gambar 1.1).
Gambar
1.1 Notasi Data Flow Diagram
Pembuatan DFD
dimulai dengan pembuatan diagram
konteks dan DFD level selanjutnya.
Pembuatan Diagram Konteks
Pembuatan diagram konteks dilakukan dengan tahapan
berikut :
a.
menentukan entitas
eksternal
b.
menentukan informasi yang mengalir dari entitas luar ke sistem dan sebaliknya
c.
menggambarkan diagram konteks
Diagram konteks memperlihatkan sistem sebagai suatu proses yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Gambar 1.2
memperlihatkan
contoh diagram konteks.
Gambar
1.2 Contoh Diagram Konteks
Pembuatan Data
Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan dekomposisi dari proses besar yang terdapat pada
diagram konteks seperti yang diperlihatkan
pada
Gambar
1.3. Untuk membuat
DFD lakukan langkah-langkah berikut :
a.
Definisikan secara naratif fungsi-fungsi yang dimiliki perangkat
lunak
b.
Gambarkan proses-proses yang mewakili fungsi yang telah didefinisikan
c.
Gambarkan aliran
data yang masuk dan keluar
dari masing-masing proses
d.
Periksa kelogisan
dari masing-masing proses dan kekontinuan aliran data
e.
Lakukan langkah seperti tersebut
di atas untuk level berikutnya
The Data Flow Hierarchy
Gambar
1.3 Data Flow Diagram level 1
Catatan untuk pemodelan fungsional :
a.
Semua
notasi harus diberi
label dengan nama yang memiliki arti
b.
DFD sebaiknya terdiri dari beberapa level untuk memperinci
proses atau fungsi yang dimiliki perangkat lunak
c.
Setiap proses harus diberi
label dengan kata kerja atau
kata benda
yang
menunjukkan fungsi.
d.
DFD dimulai dengan menggambarkan diagram konteks (DFD level0)
e.
Pada diagram konteks entitas eksternal harus digambarkan
f.
Setiap anak panah (merepresentasikan aliran
data) harus diberi label dengan
kata benda
g.
Proses dapat didekomposisi menjadi proses-proses yang lebih detil sampai tiap-tiap proses
teleh merepresentasikan fungsi
tertentu
h.
Kebanyakan sistem memerlukan
3 sampai 7 level DFD
i.
Nama yang dipakai untuk proses, data store, aliran
data harus konsisten
dan representastif dengan
fungsi atau data yang didefinisikan
j.
Setiap level
harus konsisten aliran datanya dengan level sebelumnya
k.
Banyaknya proses yang disarankan
pada setiap level tidak melebihi 7 proses
l.
Dekomposisi berdasarkan
kelompok data lebih disarankan
(memudahkan aliran data ke storage yang sama)
m. Untuk proses
yang masih perlu
didekomposisi lagi, gunakan nama proses yang lebih umum
n.
Untuk proses spesifik (yang tidak didekomposisi lagi), definisikan PSPEC (ProcessSpecification)
o.
Pada proses yang sudah tidak didekomposisi, nama proses dan nama data harus
sudah spesifik
p.
Aliran ke data store harus melalui
proses, tidak boleh
langsung dari entitas luar
q.
Aliran data yang tidak ada data store-nya harus diteliti, apakah memang tidak mencerminkan presisten entity (perlu disimpan dalam file atau tabel), yaitu kelak hanya akan menjadi variabel dalam program
Komentar
Posting Komentar